Dr. Nasiwan M.Si Dosen, Dosen PKnH Bahas Pemilu Damai di Acara Dialog Lintas Jogja Pagi RRI Pro 1 Yogyakarta

Yogyakarta – Selasa (31/10) Dialog Lintas Jogja Pagi, salah satu program RRI Pro 1 Yogyakarta, selalu menghadirkan para ahli sesuai bidangnya untuk membahas topik-topik terkini pada berbagai bidang. Pada 31 Oktober 2023 lalu, salah satu Dosen Pengajar Ilmu Politik dari PKnH FISHIPOL UNY, Dr. Nasiwan M.Si., bersama dengan Ketua Bawaslu DIY, Dr. Mohammad Nadjib, M.Si., dan Muhammad Nur Fadillah, Mahasiswa Politknik LPP DIY membahas tema “Menjaga Pemilu Damai Untuk Semua” pada acara Dialog Lintas Jogja Pagi.

Dipandu oleh Bu Prima Hapsari, salah satu penyiar di RRI Stasiun Yogyakarta, Dialog Lintas Jogja Pagi mengupas prospek dan upaya mewujudkan Pemilu Damai khususnya di wilayah DIY.  Menyikapi adanya kemungkinan gangguan relasi sosial akibat perbedaan pandangan politik di masyarakat pada saat penyelenggaraan Pemilu, Pak Dr. Nasiwan M.Si. menyampaikan dua hal; pertama, secara positif, Pemilu 2024 adalah Pemilu keenam sejak bergulirnya Reformasi. Pada Pemilu-Pemilu sebelumnya selalu ada konflik dan perbedaan pandangan politik di masyarakat dan/atau elit politik, kendati demikian semuanya dapat terselesaikan dan Pemilu dapat diterima dan berlegitimasi. Sehubungan dengan itu, Pak Nasiwan mengingatkan bahwa 1) Pemerintah khususnya sebagai penyelenggara Pemilu harus netral sebagai wasit dalam Pemilu agar ada kepercayaan publik terhadapnya. Sehingga apabila terjadi konflik atau permasalahan dalam Pemilu, Pemerintah sebagai penyelenggara Pemilu dapat menjadi penengah untuk mewujudkan adanya solusi bagi permasalahan yang terjadi; 2) Perlu ada pendidikan politik untuk partai politik dan masyarakat agar melaksanakan Pemilu yang damai. Masyarakat harus dikuatkan political literacy-nya agar memahami bahwa penyelenggaraan Pemilu adalah untuk mewujudkan rakyat makmur dan sejahtera melalui dipilihnya pemimpin atau wakil rakyat yang tepat untuk itu.

Lebih lanjut, pendidikan politik untuk generasi muda sangat penting terutama untuk membangun kesadaran (Open Mind) generasi muda agar memiliki gairah atau semangat untuk mengetahui, mendiskusikan, dan berpartisipasi dalam masalah-masalah politik. Itu dapat ditempuh dengan berbagai cara, mulai dari cara konvensional seperti sosialisasi, seminar dan sebagainya. Selain itu dapat pula menggunakan cara-cara yang sesuai dengan karakteristik anak muda seperti melalui dunia digital seperti melalui suatu aplikasi atau sistem berbasis digital yang dapat melibatkan generasi muda. Pendidikan politik sangat penting karena generasi muda maupun masyarakat saat ini memiliki kecenderungan yang permisif terhadap penyelenggaraan Pemilu dan kegiatan politik lainnya karena ada politik transaksional, politik oligarki, politik yang tidak fair, dan sebagainya kedaulatan rakyat tergerus.

«....Memang ada kondisi bahwa ada semacam permisif, kurang perhatian karena dia (generasi muda -red.) lebih tertarik pada minatnya, pada keilmuannya, pada dunianya sehingga perlu suatu usaha khusus yang sesuai dengan selera dan psikologi dari generasi Z ini. Mungkin dengan tiktok atau aplikasi tertentu yang itu bisa menyentuh. Jadi mungkin bisa berpolitik sambil bermain, jadi berpolitik dengan riang gembira, jadi bagaimana berpolitik itu tidak harus yang berat-berat, tidak harus yang menyeramkan tapi juga riang gembira», ujar Pak Nasiwan.

Pada akhir sesi, Pak Nasiwan mengajar semua pihak untuk dapat mengikuti Pemilu dengan damai, dan memilih pemimpin yang kredibel, serta memilih wakil rakyat yang kerediber serta berimtegritas tinggi sehingga Pemilu akan mengantarkan peluang perubahan bagi Indonesia menjadi negara yang demokratis. Jangan sampai Pemilu hanya menajdi ritual politik yang hanya menimbulkan polusi demokrasi namun Pemilu harus menjadi instrumen untuk terpilihnya elit politik yang legitimate dan aspiratif, dan kredibel sehingga Pemilu memberikan harapan kemajuan ke depan.

Penulis: Cucu Sutrisno, S.Pd., M.Pd.

 

 

 

Indonesian